KONSEP UMUM
PERKEMBANGAN
Perkembangan adalah meningkatnya fungsi organ tubuh kearah lebih khusus
yang berarti meningkatnya kemampuan dari berbagai fungsi tubuh ke arah yang
lebih komplek. Mekanisme dasar terjadinya perkembangan adalah terbentuk dan
berfungsinya sistem saraf secara normal, nutrisi yang lengkap, dan genetik.
Perkembangan terdiri dari beberapa aspek yaitu motorik kasar, motorik
halus, bahasa, personal sosial dan kognitif.
Motorik Kasar
Merupakan suatu proses kemampuan sefalokaudal dalam mengontrol kelompok
otot-otot besar untuk mengatur kepala, duduk, berdiri, berjalan, dan perubahan
posisi. Berfungsi juga mempertahankan keseimbangan, cara dan gaya berjalan.
Hubungan dengan kepandaian sangat sedikit(4.5).
·
·
R ~1)
[61 I
1-----------------7 ------··-~----·---8--
.. --------· ----9-----------------10--- .. ------------11--------------12
|
•
Motorik halus
Merupakan suatu proses kemampuan proksimodistal dalam memanipulasi
ekstremitas atas jari tangan dan koordinasi mata dan tangan. Untuk menilai
aspek ini, pada bayi digunakan kubus kayu. Pada anak yang lebih besar
menggunakan gambar-gambar untuk rnengetahui kemarnpuan visuomotor.(4.5)
Perkembanyan
motorik kasar, halus dan reflek primitif
Perkembangan motorik kasar meliputi perkembangan postur tubuh dan
lokomotor. Perkembangan motorik kasar dimulai dari munculnya reflek primitif
yang bersifat sebagai perlindungan terhadap bayi. Reflek ini akan menghilang
dalam umur sekitar 6 bulan diganti reflek postural yang terdiri dan reflek righting yang muncul pada umur 6-18 bulan. Munculnya refleks yang lebih sederhana selalu ditandai dengan
menghilangnya reflek
primitif. Menetapnya reflek primitif menunjukkan adanya gangguan perkembangan
susunan saraf pusat.
Pada usia baru lahir tampak gerakan simetris pada keempat ekstremitas
disertai tonus otot. Pada usia ini terjadi perkembangan kemampuan mengontrol
kepala. Pada usia 1 bulan kemampuan kortikal dan kontrol volunter dari kepala dan leher menjadl
lebih baik: Usia 2 bulan pada posisi tengkurap, bayi dapat mengangkat kepala.
Usia 2-3 bulan pada posisi tengkurap, bayi dapat mengubah posisi kepala dari
kiri ke kanan atau sebaliknya. Pada usia 5 bulan pada
posisi terlentang, bayi sudah dapat mengangkat kepala. Kemampuan motorik halus
pada usia 4-5 bulan adalah telapak tangan telah terbuka, bayi dapat menggenggam objek
dengan seluruh jari atau dan telapak tangan. Usia 6 bulan bayi telah mampu
berguling dari posisi terlentang ke tengkurap dan kemampuan motorik halusnya
adalah tangan telah dapat mengenggam objek dengan seluruh jari serta memindahkannya
dari satu tangan ke tangan yang lain.(3)
Kecurigaan adanya
gangguan perkembangan motorik kasar dan halus (tanda bahaya), bila dijumpai
keadaan:
·
Usia 1 bulan: reflek isap lemah, hipotoni atau hipertoni, gangguan penglihatan atau
pendengaran
·
Usia 4 bulan belum dapat mengangkat
kepala, dan telapak tangan menggenggam
·
Usia 8 bulan belum dapat tengkurap
·
Usia 12 buian belum dapat duduk
·
Usia 18 bulan belum dapat berjalan
Bahasa
Bidang ini yang paling mencerminkan kemampuan intelektual. Beberapa hal
dini yang dapat dilihat dari aspek bahasa yaitu: (1) perkembangan produksi
bahasa. (2) kapasitas untuk mengu!ang bahasa. (3) keinginan untuk berkomunikasi.
(4) kemampuan untuk mengingat dan menyimpan dalam ingatan. Keempat hal tersebut
merupakan struktur dasar yang harus dikuasai sebelum usia 4 tahun. Beberapa hal
dasar yang harus dikuasai adalah: pengertian kata umur 8-10 bulan,
produksi kata umur 11-13 bulan, kombinasi kata umur 20-24 bulan, tata bahasa umur 28 bulan.
Kecurigaan adanya
gangguan perkembangan bahasa (tanda bahaya), bila dijumpai keadaan:
·
Usia 6 bulan: belum bisa babling ( haba, gagaga)
·
Usia 10 bulan belum bisa mencari arah suara
·
Usia 15 bulan belum bisa menyebut 3-5 huruf konsonan
·
Usia 22 bulan be!l1m bisa bicara terarah (ekholali)
Personal sosial
Bidang ini berhubungan dengan interaksi sosial, pemberian makanan, mandi,
dan berpakaian yang secara budaya berbeda dan sedikit tergantung pada faktor
biologis. Kecurigaan adanya gangguan perkembangan personal
sosial (tanda bahaya); bila dijumpai keadaan:
·
Usia 3-6 bulan belum bisa senyum
·
Usia 6-9 bulan belum ada interaksi dengan orang yang belum dikenalnya
·
Usia 15-18 bulan bergaul atau berinteraksi dengan sekitarnya
·
Usia 21-24 bulan sangat sedikit interaksi dengan sekitarnya
Kognitif
Bidang perkembangan ini herhubungan dengan kemampuan untuk belajar,
mengerti, dan menyelesaikan masalah melalui intuisi, pengertian verbal dan non
verbal. Menurut teori perkembangan kognitif Jean Piagets, metode belajar meliputi:
observasi, mendengar, dan imitasi.
;-
III. KONSEP
SKRINING PERKEMBANGAW- ,
Skrining
perkembangan adalah suatu proses pemeriksaan anak (prosedur pra skrining
·
dan skrining) untuk mengindentifikasi apakah mereka memerlukan penilc:.ian
lebih lanjut.
Hal ini hanya untuk mencari atau mengkatagorikan kepada kecurigaan gangguan
perkembangan.(1) Skrining perkembangan dapal dibedakan atas skrining informal,
skrining formal, dan skrining yang terfokus pada c:nak yang m,=rrpllnyai faktor
resiko saat prenatal, perinatal dan pos natal.(2)
Skrining Perkembangan informal da;:Jat dinilai sendiri
olell para orang tua dengan mengisi kuesioner atau Kartu Menuju Sehat (KMS)
tumbuh kembang dan juga melalui peran petugas kesehatan pada saat pemeriksacm
rutin a:1ak sesuai jadwal imunisasi dan kunjungan rutin. Hal tersebut merupakan
upaya praskrining dan tin';Jkat usia dini anak yang perlu diperiksa adalah:
sac1t lahir, 6 minggu, 6 bulan, 'j 0 bulan, 18 bulan, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun. Bila ditemu:<an penyirnp8ngall turnbuh
kemb8ng setelah dinilai dengan kuesioner atau KMS preskrining dapat s'~ger~
dirujuk untuk
·
dilakukan skrining atau bila renyimpangan perkembangannY8 ~elurn melewati
tanda bahaya dapat distimulasi sesuai petunjuk KMS tumbuh kembang. (2,7)
Skrining formal dapat dilakukan dengan menggunakan alat atau instrumen
yang telah memenuhi prinsip validitas, reabilitas, spesifisitas. dan
sensitifitas. Tes ini Ilarus menguji fungsi anak dalam berbagai bidang
perkembangan serta menggambarkan informasi tentang lingkungan dan interaksi
anak dengan orang tua.